Mediabintang.com, Bengkulu – Masalah pendangkalan yang terus terjadi di kolam Pelabuhan Pulau Baai menjadi perhatian serius bagi Pemerintah Provinsi Bengkulu dan para pelaku usaha. Kondisi ini menghambat aktivitas ekspor dan distribusi barang di wilayah tersebut.
Untuk mengatasi permasalahan ini, berbagai pihak terkait telah sepakat untuk bersinergi mencari solusi. Gubernur Bengkulu, Rohidin Mersyah, menyampaikan bahwa telah tercapai kesepakatan antara pemerintah, PT Pelindo Regional 2 Bengkulu, dan asosiasi tambang batu bara untuk membagi biaya pengerukan kolam pelabuhan.
“Pekan depan, kami akan melakukan finalisasi terkait kesepakatan ini,” ujar Gubernur Rohidin, Minggu (28/7).
Kepala Dinas Perhubungan Provinsi Bengkulu, Bambang Agus Suprabudi, menjelaskan bahwa pendangkalan alur masuk pelabuhan menjadi kendala utama. “Untuk kapal tongkang dan peti kemas, dibutuhkan kedalaman minimal -8 meter, sedangkan saat ini hanya sekitar -3 hingga -4 meter,” jelasnya.
Kondisi ini menyebabkan kapal-kapal besar kesulitan untuk masuk dan berlabuh di Pelabuhan Pulau Baai. Akibatnya, aktivitas ekspor menjadi terhambat dan biaya logistik menjadi lebih tinggi.
Dengan dilakukannya pengerukan hingga kedalaman 8 meter, diharapkan Pelabuhan Pulau Baai dapat mengakomodasi kapal-kapal besar seperti kapal pengangkut peti kemas dan kapal tongkang. Hal ini akan meningkatkan efisiensi dan efektivitas dalam kegiatan ekspor serta memperlancar distribusi barang di Provinsi Bengkulu.
Sinergi antara pemerintah, PT Pelindo, dan pelaku usaha diharapkan dapat memberikan solusi yang efektif dan berkelanjutan dalam mengatasi masalah pendangkalan Pelabuhan Pulau Baai. Dengan demikian, potensi ekonomi Provinsi Bengkulu dapat terus dikembangkan. (KC)