MediaBintang.com, Jakarta – Sinemata Buana Kreasindo berkolaborasi dengan Multi Buana Kreasindo (MBK) Productions untuk menghadirkan film drama religi berjudul Pengin Hijrah. Film ini disutradarai oleh Jastis Arimba, yang sebelumnya telah dikenal berkat kesuksesannya di dunia perfilman Indonesia dengan beberapa film drama box-office.
Proyek ambisius ini mengangkat tema cinta dan hijrah dalam konteks budaya yang berbeda, di mana kisah cinta dua anak muda Indonesia dan Uzbekistan berjuang mencari pemahaman yang lebih dalam tentang hijrah sebagai sebuah perjalanan spiritual.
Sebanyak 30 persen produksi film ini akan dilakukan di Uzbekistan, yang memiliki banyak nilai sejarah dan budaya Islam yang mendalam. Uzbekistan dipilih karena kesan visualnya yang eksotis dan latar historisnya yang sangat relevan dengan tema film ini.
Budi Yulianto, Eksekutif Produser Pengin Hijrah, menjelaskan bahwa Uzbekistan memiliki banyak makna sejarah terkait penyebaran Islam. Salah satu ulama besar, Imam Bukhari, lahir di Bukhara, Uzbekistan, dan makamnya di Samarkand menjadi salah satu lokasi penting dalam film ini.
“Kompleks makam Imam Bukhari merupakan salah satu lokasi yang memiliki nilai spiritual tinggi dalam sejarah Islam. Kami merasa sangat terinspirasi untuk membawa elemen-elemen tersebut ke dalam cerita,” tambah Budi.
Salah satu kutipan hadis Imam Bukhari, “Siapa yang hijrahnya karena Allah dan Rasul-Nya, maka hijrahnya untuk Allah dan Rasul-Nya,” akan menjadi landasan moral dalam cerita film ini.
Uzbekistan, dengan kota-kota bersejarah seperti Samarkand, Bukhara, dan Tashkent, menjadi tempat yang sangat pas untuk menggali tema hijrah yang digambarkan dalam film.
Selain memanfaatkan keindahan alam dan sejarah Uzbekistan, film Pengin Hijrah juga akan menampilkan aspek budaya Indonesia, khususnya melalui tokoh utama yang berasal dari Pulau Belitung dan Bogor.
“Belitung dengan pantainya yang eksotis akan menjadi latar belakang asal usul tokoh utama. Sementara Bogor akan memperkenalkan sisi kehidupan kampus dari tokoh utama,” ungkap Budi Yulianto.
Keberagaman lokasi ini diharapkan dapat memperkaya visual dan narasi film, dengan dua dunia yang sangat berbeda namun saling melengkapi.
Film ini akan menggabungkan pemain dari Indonesia dan Uzbekistan, di antaranya Steffi Zamora, Endy Arfian, Daffa Wardhana, Karina Suwandi, dan Nadzira Shafa.
Pemain dari Uzbekistan juga akan terlibat, dengan sebagian besar merupakan aktor yang dikenal di panggung drama Uzbekistan.
Menurut Budi Yulianto, proses produksi akan berlangsung selama 24 hari, dengan target rilis pada 2025.
“Kami berharap film ini akan memberikan kontribusi positif dalam perfilman Indonesia, serta dapat diterima dengan baik di pasar internasional, khususnya negara-negara Muslim di Asia,” ujar Budi, yang juga dikenal dengan kesuksesannya dalam memproduksi film Air Mata di Ujung Sajadah. (san/*)